Jelajah Kota Solo dan Sekitarnya di Liburan Akhir Tahun

Daftar Isi

Liburan akhir tahun buat pekerja kantoran adalah hal yang ditunggu-tunggu. Termasuk juga kangmas bojo yang sejak lama pengen banget balik maning ke Solo. Kalo emak-emak rumah tangga sih tiap hari ya kerja ya liburan podo wae😊.

Tapi kok ya Solo lagi tho Yah, opo ga bosen. Itu pertanyaan saya saat ia menyampaikan rencananya. Karena liburan ke Solo rasanya baru kemaren, padahal aslinya sih sudah puluhan purnama lalu, eh maksudnya baru beberapa bulan lalu waktu liburan kenaikan kelas.

"Biar ga bosen ya jangan ke tempat yang sama tho. Wis nanti pokoknya kita ke lokasi wisata yang ga viral deh, jadi bakal cari suasana baru, jangan yang lagi hits di instagram pasti uyel-uyelan" gitu Ayah bilang dan saya pun angguk-angguk kaya ketek ditulup.

Penginapan ekonomi nan manis di pinggiran kota


Bermodalkan keinginan kuat harus pelesir dengan bujet seminimalis mungkin, akhirnya suami pun menemukan sebuah penginapan di Jl. Raya Solo-Tawangmangu. Tepatnya di Karanganyar yang berjarak sekitar 5 km dari kota Solo.

Namanya Askara Homestay, per malamnya ga lebih dari 250ribu di situs booking hotel online. Tapi kemarin kami justru dapat harga di bawah 200ribu dan homestay yang ada di bawah flyover Palur ini sudah ada fasilitas ac, kamar mandi shower, free wifi. Pokoknya standar seperti fasilitas hotel berbintang 2 pada umumnya. Tentunya dengan kamar dan kamar mandi yang juga bersih yang bikin kami betah sampai perpanjang masa penginapan jadi 2 malam.

Perkebunan Teh Kemuning


Mobil meluncur ke jalur menjauhi Karanganyar kota. Tujuan pertama adalah ke Kemuning, kecamatan Ngargoyoso. Sebuah daerah yang sejak jaman Belanda sudah dijadikan perkebunan teh.

Berada di lereng gunung Lawu, Kemuning yang tentunya banyak pohon teh itu juga menjadi destinasi wisata cukup populer, tapi belum begitu kemruyuk, kecuali tempat tertentu yang kadung moncer di medsos seperti Ndoro Dongker Tea House.

Dari beberapa spot, kami memilih untuk menjelajah lebih dekat perkebunan teh di lokasi Taman Bintang. Dan karena masuk Taman Bintang harus bayar, sebagai wisatawan yang doyan gratisan, ya kami ga naik ke wahana yang terbuat dari bambu dibentuk bintang itu, tapi cukup jalan-jalan aja di hamparan pohon-pohon teh yang setinggi perut gendutku.

Dan bukan cuma bisa menikmati tanaman teh saja, di sini bisa selfie di jembatan Kalimas Kemuning dan juga main air di sungai kecil yang dinamai Kalimas yang airnya super adem nyess.

Sondokoro Taman Hiburan Rakyat




Destinasi selanjutnya adalah ke Sondokoro. Nama yang bener-bener asing di kuping tapi unik ini bikin penasaran. Tiket masuk per orang cukup murah cuma 5000 rupiah.

Ternyata Sondokoro adalah semacam taman hiburan rakyat. Kalau di Semarang seperti Wonderia gitulah. Saya sendiri sebenernya belum pernah masuk Wonderia kaya gimana. Tapi isinya ya sepertinya kurang lebih sama, alias Dufan tapi segmennya menengah ke bawah.

Area Sondokoro sangat luas, ada banyak fasilitas bermain untuk anak-anak seperti kincir, arena berenang, perahu ayun, kereta mini dan aneka Spoor dengan jalur berbeda.

Sayangnya di Sondokoro pas kemaren kami kesana, banyak arena bermain yang tidak berfungsi dan tidak terawat. Dan yang paling terlihat adalah kebiasaaan masyarakat Indonesia pada umumnya kurang bisa menjaga kebersihan alias sampah dibuang sembarang. Jadi makin ngga enak dipandang dan dinikmati deh objek wisata yang satu ini.

Pasar Gede Hardjonagoro


Alih-alih ngemall yang isinya di mana aja kurang lebih sama, mending main ke pasar tradisional malah lebih asyik. Kan tiap daerah punya makanan khas dan budaya yang berbeda, dan itulah yang juga terlihat di Pasar Gede Harjonagoro ini.

Selain kebutuhan pangan sehari-hari seperti ayam potong, ikan segar dan bakul buah-buahan. Pasar Gede adalah tempat yang tepat untuk menemukan penjual masakan & jajanan tradisional Solo seperti cabuk rambak, gendar pecel, brambang asem, es dawet, dan timlo solo. Aneka oleh-oleh juga bisa dibeli seperti bermacam jenis peyek, krupuk, kripik, abon daging, dendeng dan ga boleh ketinggalan yang paling khas adalah intip goreng.

Buat ibu-ibu masuk ke pasar seperti ini seperti surga dunia, segala macam pengen dibeli. Sayang hampir semua penjual makanan antrinya aduhai dan si kecil yang emang jarang 'sobo' pasar selalu nutup hidung. Bau tahu mentah campur aroma ayam potong dan segala jajanan itu buat dia mungkin terasa aneh sampai bilang "bau ya bunda", duuh anak mall ya gini...💆


Itulah sepenggal kisah liburan akhir tahun kemarin di kota budaya Solo, yang semakin bikin ketagihan pengen eksplore lagi daerah yang lainnya.

Postingan ini dibuat untuk memenuhi misi arisan gandjel rel ke 18 yang kali ini kebagian narik adalah mba Uniek Kaswarganti salah satu founder komunitas blogger perempuan Ganjel Rel dan mba Novia Domi blogger lifestyle yang suka banget mimik kopi.

8 komentar

Terimakasih kunjungan dan komentarnya,
Mohon maaf yang memasukkan link hidup dihapus otomatis ya.
Salam Blogging!
Comment Author Avatar
28 Desember 2017 pukul 08.17 Hapus
Waaa...nice info mbak bisa dijadiin referensi buat liburan selanjutnya nih :D
Comment Author Avatar
12 Januari 2018 pukul 07.43 Hapus
Yoi mba
Comment Author Avatar
29 Desember 2017 pukul 17.33 Hapus
Infonya berguna banget mbaa.. Tempat liburan yang seru di solo.. Aku suka sama pasarnya
Comment Author Avatar
12 Januari 2018 pukul 07.44 Hapus
Pasarnya asyik. Aq jg kurang nih pengen kesana lagi
Comment Author Avatar
4 Januari 2018 pukul 07.53 Hapus
Jalan-jalan ke Solo emang menyenangkan. Apalagi kulinernya. Udah enak-enak, murah-murah pula. Kalau ke Pasar Gede wajib banget beli es dawet telasih.
Comment Author Avatar
12 Januari 2018 pukul 07.46 Hapus
Iya kak kemaren es dawetnya rame banget antrinya ga nahan
Comment Author Avatar
10 Januari 2018 pukul 10.18 Hapus
wah aku kangen solo.. :(
Comment Author Avatar
12 Januari 2018 pukul 07.47 Hapus
Memang solo selalu bikin kangen ya kak
Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Intellifluence Herd Worth Value: $97 Intellifluence Trusted Blogger Link Banner Link Banner Link Banner Seedbacklink