Watu Gunung Lerep Ungaran, Berenang sambil Menikmati Alam
Daftar Isi
Mata saya terpaku pada gambar unggahan teman di facebook; kolam renang berair biru dengan pinggiran batu yang berkesan asri dan alami, yang membuat saya ingin segera masuk ke gambar dan ikut nyemplung ke dalam kolamnya.
Kemudian saya panggil suami yang sedang duduk dan baru saja pulang kerja. 'Ayah, nih liat, kayaknya bagus yah, yuk minggu depan kesana, deket kok ini di Lerep Ungaran.' Respon suami yang terbiasa datar sore itu mungkin sambil terheran, ini bukannya menyambut suami pulang makaryo dengan suguhan teh hangat dan rebus air mandi malah minta piknik. Haha, tapi suami saya nampaknya sudah terbiasa dengan kelakuan istrinya yang hobi berburu tempat wisata baru.
Singkat cerita minggu pagi kami menyiapkan keperluan seperti baju renang, baju ganti, jajanan dan ga lupa ban pelampung untuk si kecil. Setelah semua siap dan perut diisi secukupnya kami pun berangkat. Situasi jalanan Semarang kota saat itu seperti biasa cukup ramai, dan cuaca pun cerah, seakan ikut merestui niat jeng-jeng kami ke Ungaran. Yippie...
Ternyata lokasi Watu Gunung ga terlalu jauh dari alun-alun (lama) Ungaran, jadi meskipun tanpa bantuan Google Map siapa saja bisa sampai ke tujuan tanpa kesasar. Kalau bingung kan bisa tanya warga sekitar dijamin dijawab dengan keramahan khas Indonesia.
Hampir tak dapat parkir
Memasuki Watu Gunung bocah kecil yang duduk di kursi belakang tampak antusias dan ingin segera turun. "Berenang ya bunda, berenang ya ayah. Yuuk turun, yuuk cepetan ayah". Saya pun menenangkannya "sebentar ya, parkir dulu dong, bannya diambil dulu sana di belakang".Saat itu hampir saja kami tak dapat parkir, penjaga pintu masuk pun sudah meminta kami membayar biaya karcis per orang 25ribu (tarif akhir pekan). Tapi rejeki tak kemana, setelah tiket kami pegang, ada mobil yang akan keluar.
Gemericik air dan suasana asri pegunungan
Melangkahkan kaki memasuki Watu Gunung sangat menyenangkan, suasananya mengingatkan saya pada desa tempat ibu saya dilahirkan, dari bau tanahnya, bebatuannya, gemericik air dan rerimbunan pohonnya.
Ternyata selain terkenal dengan kolam renang buatan, Watu Gunung juga terdapat danau dan sungai buatan yang berisi ikan-ikan berukuran cukup besar. Buat pengunjung yang enggan berenang, habiskan saja waktu dengan berselfie atau wefie di rumah joglo, mendayung perahu di danau, atau menggendutkan perut di restoran yang buka di hari Minggu.
Keceriaan keluarga di kolam renang buatan bernuansa alam
Begitu memasuki wilayah kolam renang, saya hampir berteriak 'wow'. Terpana karena memang terpesona penampakan kolam yang sama persis dengan foto facebook teman saya dan karena ramainya suasana kolam saat itu. Sebagian besar yang datang adalah keluarga dan pasukannya dari yang bayi sampai yang uzur (ups), dan beberapa anak-anak muda semua tumplek blek dalam kolam di Watu Gunung.
Ada 4 kolam di Watu Gunung, dan kami pun akhirnya memilih kolam paling ujung atas. Dan setelah mencari posisi yang nyaman untuk meletakkan barang bawaan, saya dan si kecil pun segera ikut nyemplung bergabung dengan pengunjung lainnya.
Meski perlahan di Lerep mulai mendung, air berwarna biru itu ternyata sama sekali tidak dingin, entah karena kami yang sengaja tidak mandi dari rumah (ngaku deh) atau karena sudah dihangatkan panas tubuh manusia-manusia sebelum kami. Ah masa bodoh, yang penting ciblon dulu sepuasnya sebelum hujan datang.
Mengalah saat merasa lapar dan langit makin gelap
Berenang di Watu Gunung buat saya tidak hanya membasahi tubuh, tapi juga serasa memberi 'makanan jiwa' dengan mengagumi keindahan alam pegunungan Ungaran. Yah, meski wisata ini memang terbentuk dari buatan manusia, tapi unsur alamnya seperti air gunung, batu, dan pohon-pohon palemnya adalah asli seratus persen. Sensasi yang tidak mungkin saya temukan jika berenang di Semarang kota.
Sayangnya setelah beberapa jam kami berenang langit mulai makin mendung, menu mie goreng dan seporsi mendoan hangat yang dipesan sejak duduk pun sudah tandas dan perut pun mulai keroncongan lagi. Okelah kami mengalah dan bersiap pulang.
Sampai jumpa lagi Watu Gunung ✋
Mohon maaf yang memasukkan link hidup dihapus otomatis ya.
Salam Blogging!
Njajal ah kapan2...
Regards,
Dee - heydeerahma.com
Waktu aku di Semarang tahun 2005 kok belum santer.. hiks.
Jadi pengen nyemplung ke situ lihat airnya, pasti dingin seger ya..